Terima Kasih, G! Part 2

Aku berdiri lalu berkata, " Aku sudah tak sabar lagi, Chard."
"Begitu pun denganku" Richard menepuk pundakku. "Tapi kamu harus sabar, aku akan pikirkan caranya."
Aku mengangguk. Aku sudah tidak sabar. Bagaimana tidak? Aku tidak mengenal orang tuaku. Aku ingin bertemu mereka. Jadi, wajar saja, bukan?
"Kita makan saja dulu, yuk!" ajak Richard membuyarkan lamunanku.
"Iya" jawabku.
"Ini, Angel. Rotinya dimakan, ya! Aku nanti harus bekerja," kata Richard.



Aku yang sedang minum pun tersedak, "Bolehkah aku ikut?"
"Kemana?" tanya Richard balik.
"Ke tempat kerjamu!" jawabku penuh harap.
"B... baiklah, tapi, kamu jangan meminta pulang sebelum waktunya, ya!"
"Yipieeeee!!!" seruku riang. Richard hanya tertawa kecil karena melihat tingkahku.
Kata Richard, eh, sebenarnya aku kangen dengan sebutan G. Ya sudah, bila dia tidak ada, aku bilang dia G saja, ya! G bilang, kita berjalan sejauh 3 kilometer barulah kita sampai ke pinggir kota. Ya, aku ingin ke tengah kota, sih. Tetanggaku, Rythm, pernah ke tengah kota. Ia bilang, disana ada permainan yang asyik. Betapa senangnya.
Aku kaget, ternyata tempat kerja G adalah tempat penitipan hewan.
"Ini adalah bulldog, namanya Chassie," kata Richard menjelaskan.
"Dia lucu!" seruku.
Aku menggendong anjing itu. Rasanya seperti punya adik.
"Bolehkan aku memeliharanya, Richard?" tanyaku pada Richard.
"Tidak boleh, Angel. Maaf," kata Richard meminta maaf. "Kamu duduk saja di halaman belakang disana. Bagaimana? Nanti sekitar jam 11.00 aku pasti sudah selesai,"
Aku cemberut. Tidak ada Chassie. Bulldog yang lucu itu. Hah... Richard mengapa tidak bekerja di tempat penjualan hewan saja? Jangan di tempat penitipan hewan. Nanti saja aku bilang ke Richard. Baiklah, aku akan ke halaman belakang. Richard tampak sibuk mengurus kucing - kucing dan anjing - anjing.
Aku duduk di rerumputan. Sebenarnya, sih, tidak. Aku berbaring di rerumputan sambil berangan - angan. Andai aku punya hewan peliharaan. Wah, pasti rasanya senang sekali! Tapi, aku tahu bagaimana keuangan Richard atau G. Uangnya tidak cukup untuk membeli keinginanku. Hanya cukup untuk membeli kebutuhanku. Aku dan Richard tinggal di gubuk tua yang kecil. Aku tidur diatas kasur bekas yang G beli di pasar loak. Sedangkan, G tidur di atas karpet bekas. G berkata kepadaku jika aku ingin membantunya, "Kamu anak perempuan, kamu diam saja di gubuk. Jangan bantu aku. Nanti kulitmu hitam, lho!"
Tapi kujawab, "Lho, kulit G tidak hitam setelah bekerja. Kenapa aku bisa hitam kalau bekerja?"
Lalu, setelah itu terjadi pertengkaran kecil. Haha, jadi lucu. Aku sesaat melihat gelang yang aku pakai di tangan kiriku. G membuatnya khusus untukku. Ia membeli bahan - bahannya di toko milik tetangga kami. Lalu ia mengurung dirinya di kamar untuk membuatkan gelang itu. Lucu rasanya mengingat - ingat kenangan itu. G tak keluar rumah selama 3 jam. Dia ternyata gagal membuat gelang. Hingga gelangnya sudah menumpuk sebanyak 75 gelang. Pada gelang yang ke 75, G berhasil dan memberikannya padaku. Ah, kenangan yang indah!
"Hey! Dari tadi mengapa melamun terus? Sudah jam 09.00 pagi, nih! Kamu melamun 2 jam!" seru Richard dari ambang pintu sambil menggendong bayi kucing.
"Lho? Ternyata sedari tadi kamu memperhatikanku?" tanyaku kaget.
"Yups! Kamu senyum terus dari tadi," jawab Richard sambil tertawa.
Aku malu. Aduh... Richard ada - ada saja!
"Sudah, sudah. Kamu makan saja di dalam. Disana ada nasi goreng. Ayo makan!"
"Terima kasih, Richard."
Aku makan dengan sangat lahap. Richard kaget.
"Lho? Kok lahap banget?" tanya Richard bingung. "Rotimu tadi pagi pasti belum habis, ya?''
"Sudah, kok!" jawabku.
"Ooo..." Richard hanya ber - oh saja.
Richard makan sambil menuliskan sesuatu.
"Itu apa?" tanyaku penasaran.
"Oh, ini adalah surat untuk Rossy" jawab Richard.
"Siapa itu Rossy?" tanyaku lagi.
"Ada, deh. Mau tau aja kamu," canda Richard.
"Hayooo... pacar kamu, ya??" godaku.
Pipi Richard memerah. "Ah, mau tahu saja! Nanti siang saja. Akan aku beri tahu."
Aku tertawa cekikikan. Richard, Richard.


Mau tahu siapa itu Rossy?
~Jawabannya hanya di Terima Kasih, G! Part 3~

Komentar

Postingan populer dari blog ini